Rabu, 14 November 2012

Organisasi Pecinta Alam


      Seperti yang kita tahu, defenisi organisasi ialah perkumpulan sejumlah individu dengan dengan tujuan yang sama dan menciptakan struktur bagi perkumpulannya demi tercapainya tujuan tersebut. Jadi apa itu organisasi pecinta alam? Ialah organisasi yang memiliki tujuan yang dimiliki oleh para pecinta alam. Persepsi kebanyakan orang tentang organisasi pecinta alam ialah organisasi yang kegiatannya mendaki, panjat tebing, menyelam, penghijauan, SAR dan sebagainya. Benarkah begitu?.
       Pertanyaannya, apa tujuan pecinta alam? Jawabannya tidak terhitung. Mengapa? Jawabannya mari kita kembali memperhatikan defenisi pecinta alam, ada yang bisa membantah tidak kalau saya katakan mengajar, meneliti, dan sebagainya adalah tujuan pecinta alam? Semua kegiatan itu kan mencintai alam beserta isinya (termasuk mencintai manusia).
       Oleh karena itu, organisasi pecinta alam boleh dikatakan sebagai sebuah organisasi yang sempurna walaupun kata orang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Mengapa? karena organisasi ini menyangkut semua yang ada di alam ini. Kegiatan-kegiatan seperti mendaki, memanjat tebing, susur goa dan sebagainya yang sudah menjadi ciri dari organisasi pecinta alam hanya untuk meningkatkan kecintaan kita terhadap alam serta menyalurkan hobi. Namun, jangan heran jika muncul sebuah organisasi yang menyebut dirinya organisasi pecinta alam namun kegiatannya cuma seminar lingkungan hidup dan sebagainya.

            Bahwa dalam lima puluh tahun terakhir ini “kata, kalimat, istilah” Pencinta Alam, di Indonesia – mengalami pertumbuhan / perkembangan yang terindikasi dari meningkatnya jumlah lembaga / organisasi yang mempergunakan istilah tersebut, seperti; MPA (mahasiswa pencinta alam; organisasi kepencintaalaman tingkat pendidikan tinggi) / SPA (siswa pencinta alam; organisasi kepencintaalaman tingkat pendidikan menengah) dan KPA (kelompok pencinta alam; organisasi kepencintaalaman yang berkedudukan diluar kampus / sekolah).
            Ironisnya, fenomena peningkatan tersebut (apakah suatu kemajuan?) lebih bersifat kuantitas dan terlalu jauh secara kualitatif, sehingga tidaklah mengherankan jika citra kepencintaalaman semakin kabur dan memburuk.
Hal tersebut dapat diukur dari rendahnya (dangkal dan gersang) pemahaman terhadap pencinta alam itu sendiri, entah secara ilmiah, filosofis dan penjiwaannya
Kelemahan mendasar ini (tidak pernah diperbaiki) tanpa disadari mengalir dan jatuh kedalam jurang ketidaktahuan yang menimbulkan pertanyaan dan perdebatan, seperti :
  1. APA SEBENARNYA PENCINTA ALAM ITU ?
  2. BAGAIMANA SEBAIKNYA PENCINTA ALAM ITU BERPROSES ?
  3. APA TUJUAN MANFAAT PENCINTA ALAM ITU ?
  4. Penulisan mana yang tepat, PENCINTA ALAM (pakai huruf N) atau PECINTA ALAM (tidak pakai huruf N) ? peristiwa ini dikenal   dengan diskusi huruf N.
  5. Berbeda atau sama-kah antara PENCINTA ALAM dan PETUALANGAN ?
  6. Berbeda atau sama-kah antara PENCINTA ALAM dan Lingkungan Hidup ?
  7. CINTA dan ALAM seperti apa yang dimaksud dalam PENCINTA ALAM ?
  8. APA SEBENARNYA MAHASISWA PENCINTA ALAM (MPA) ITU ?
  9. BAGAIMANA SEHARUSNYA MPA BERPROSES ?
  10. APA SEBENARNYA TUJUAN MPA ?
  11. APAKAH ALAM BEBAS ITU ?
  12. BAGAIMANA BERPROSES DALAM ALAM BEBAS ?
  13. APA TUJUAN MANFAAT DARI ALAM BEBAS ?
Tiga belas pertanyaan diatas hanyalah epidermis dari upaya memahami PENCINTA ALAM !
sambil menunggu lanjutan tulisan ini jawablah pertanyaan berikut ini :
Bagaimana cara anda untuk mengenal bahwa ada orang dibalik sebuah gunung ?
(jawaban menggambarkan kualitas diri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar